Tuesday, February 1, 2011
[ Mesir dan Suara Rakyat ]
Begitu lama aku tidak mengikuti hal ehwal semasa dunia sehingga apa-apa yang berlaku pun aku tak tau. Sejak aku stop dari membeli suratkhabar sehinggalah tv yang kat rumah tu hancus, semuanya telah menjumudkan pemikiranku... nasib baiklah ada tenet opis, terbukalah skit minda nih
Isu yang aku rasakan terlalu rugi aku abaikan baru-baru ni adalah berkaitan rusuhan yang berlaku di MESIR. Seperti yang kita sedia maklum, kerajaan Mesir nih adalah salah satu negara arab yang menyanjung tinggi sebuah negara laknatullah yang bergelar ISRAEL. Masih terbayang dalam fikiran aku ekspedisi keamanan PALESTIN yang dianggotai sejumlah aktivis dari pelbagai negara mengharapkan supaya mereka diberi laluan darat melalui Mesir tetapi ditolak bulat-bulat oleh kerajaan Mesir atas alasan tidak mahu campur tangan berkaitan isu perang di Gaza. Alangkah kejamnya bagi sebuah negara Islam, yang mendukung agama suci Allah, melakukan pengkhianatan keatas negara islam yang lain. Dimanakah rasa tanggungjawab, Ihsan dan amanah yang sepatutnya DIBELA oleh seseorang yang bergelar ISLAM?
Berikut adalah kronologi rusuhan yang melanda Mesir baru-baru ini
Januari 2011: Aktivis mengajak rakyat Mesir untuk melakukan gerakan bersama melawan kemiskinan, pengangguran, korupsi pemerintah, dan kekuasaan presiden Hosni Mubarak, yang telah memerintah negara itu selama tiga dekad
25 Januari: Pada hari kemerdekaan bagi menyambut hari polis, rakyat Mesir mulai turun ke jalan dalam jumlah besar. Mereka menyebutnya sebagai "hari kemarahan".
Ribuan berbaris di ibu negara Mesir, Kaherah, menuju pejabat-pejabat berkuasa, Parti Demokrasi Nasional, serta Jabatan Luar Negeri dan media negara. Protes serupa dilaporkan terjadi di kota-kota lain di seluruh negeri.
Setelah beberapa jam aktivis berhimpun, serangan dimulakan oleh pihak polis kearah mereka dengan melemparkan gas pemedih mata serta meriam air di Tahrir Square. Kelihatan mereka melaungkan slogan 'Turunlah bersama Mubarak' sebagai tanda kebencian atas pemimpin mereka.
Protes berpecah di Alexandria, kota Mansura di Delta Nil, Tanta dan di kota-kota selatan Aswan dan Assiut.
Beberapa jam setelah situasi kembali reda, Kementerian Dalam Negeri menyalahkan pernyataan Ikhwanul Muslimin, yang secara teknikal dilarang di Mesir tetapi memiliki penaung yang kuat, yang dianggap mengobarkan kerusuhan. Ikhwanul Muslimin menyangkal.
Menteri Dalam Negeri Mesir menyatakan tiga penunjuk perasaan dan seorang pegawai polisi telah maut selama demonstrasi berlangsung
26 Januari: Seorang aktivis dan seorang polis maut di Kaherah semasa rusuhan kembali berjalan. Penunjuk perasaan melemparkan batu kearah pasukan keamanan dan gas pemedih mata dilemparkan kembali. Saksi mengatakan bahwa peluru tajam telah ditembakkan.
DiSuez, pemberontakan berdarah berlaku pada hari sebelumnya, dimana sebanyak 55 penunjuk perasaan dan 15 petugas polis tercedera.
Robert Gibbs, jurucakap Barack Obama, mengatakan kepada wartawan bahawa pemerintah harus "menunjukkan respon kepada orang Mesir" dengan mengakui "hak-hak asasi mereka".
Amr Moussa, sekretariat Jeneral Liga Arab, mengatakan ia percaya warga Arab marah karena frustrasi.
27 Januari: Mohamed ElBaradei, mantan ketua pengawasan nuklear PBB, tiba di Mesir untuk bergabung dengan para demonstrasi. ElBaradei mengatakan dia siap untuk "memandu arah" di Mesir jika diminta.
Sementara itu, protes terus di beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, tetapi para penunjuk perasaan mengatakan mereka tidak akan menyerah sampai permintaan mereka dipenuhi.
Demonstran berlaku lagi dengan polisi di Kaherah. Kekerasan juga meletus di kota Suez lagi, sementara di daerah Sinai utara, tempatnya di kawasan Sheikh Zuweid, suku Badwi dan polis berlakunya aksi tembak-menembak, menyebabkan seorang remaja berusia 17 tahun maut. Hal yang sama terjadi di Ismailia.
Facebook, Twitter ,dan layanan Blackberry Messenger disekat. Penunjuk perasaan anti-pemerintah telah menyeru protes massal setelah selesai Solat Jumat.
28 Januari: Internet dan SMS diputuskan. Pejabat berita Associated Press mengatakan pasukan kontraterorisme elit khusus telah dikerahkan di titik-titik strategik di sekitar Kaherah beberapa jam sebelum protes yang dirancang. Kementerian Dalam Negeri Mesir juga memperingatkan tentang "langkah-langkah yang menentukan".
Sementara itu, seorang pengacara bagi mewakili Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa 20 anggota telah ditahan semalam.
Diharap segala perjuangan dan setiap titis darah yang mengalir bagi setiap penduduk Mesir berbaloi demi melihat negara mereka bebas dari unsur penyalahgunaan kuasa kerajaan dan menegakkan semula syiar islam yang sudah lama terpadam dibumi anbiya ini, Insyaallah...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment